Selasa, 14 April 2009

CeRiTa NeGeRi Di AwAn



Hanyalah sebuah konsep negeri utopia yang bakal berkibar di awan tak akan tersentuh jari-jari lentik anak bumi yang merindukan kehidupan nyata. Sebuah pencarian yang banyak dipelopori tokoh-tokoh monumental , dari Soekarno,Hamka,mahatma Gandhi,Moh Yaseen ,Marthin Luther King , Nelson Mandela ,Bunda Theresia,Karl Max dll,sebuah perjuangan yang tidak biasa bahkan disebut luar biasa merupakan ikon generasi berikutnya melanjutkan sebuah konsep sama,yaitu untuk dunia yang lebih berhati nurani.
Bisakah tergapai dalam suatu kurun masa ,dimana manusia saling mengerti dan perbedaan merupakan masalah yang sudah selesai.
Maka sudah tidak ada lagi kebodohan,kemiskinan, diskriminasi, ataupun korupsi jikalau manusia menganggap bahwa tuhannya bukan sekedar dari refleksi ketakutan belaka.
Tuhannya bukan sekedar alat pembenaran dari eksistensi menggapai hidup mengejar kesenangan dunia .
Membuka sebuah kebobrokan wajah bopeng kehidupan manusia hanyalah kaleidoskop perjalanan nafsu hitam manusia yang tercipta dalam maha karya ajang pembuktian ambisi yang kebablasan.
Memang kebenaran selalu jauh menepi tersingkir dalam tempat tersembunyi disudut hati yang sunyi,terpaksa diam jikalau menjeritpun tak terdengar karena suara riuh gelegak ambisi hedonis bagai mesin yang terus bekerja ribut menyuarakan semangat kekinian ....uang
Tangan keras Bill gates, George Soros, atau banyak lagi yang lain , adalah manusia tanpa jiwa sebuah robot tanpa belas kasih, lambat laun mengkikis habis rasa kemanusiaan menjelma menjadi mahluk rakus dalam rutinitas. Tak ada tempat lagi bagi Vox populi vox dei , hanya suara tunggal penguasa menutup mulut besar komunitas.
Senyuman manusia kini adalah senyuman dengan sebuah harga , kepura-puraan, pengharapan, dan pemikat untuk sebuah tujuan. Menjerat bagai perangkap, menjaring bagai jala ,mengikat bagai tali, bagai sebuah dominasi menghilangkan kontribusi.
Bagaimana dosa dan rasa malu hanyalah sebuah konsep agama hanya tertulis pada kitab suci.
Hanyalah sebuah kesia-sian kalau kita berbicara ideologi , keadilan,kesetaraan, kesamaan hak karena masih berada pada tempat yang tinggi, negeri di awan. Sebuah tempat impian yang setiap manusia merindukan romantisme daripada fakta . dibicarakan dalam bahasa khayal bukan nyata .
Dalam diam , kembali ku merenung apa yang terjadi , apa yang dinanti karena jarakpun jauh menggapai negeri impian sampai kapanpun dengan cara apapun .
Jikalau aku seperti JK Rowling yang menciptakan dongeng Harry Potternya , maka akan kusulap Indonesia–ku sebuah negeri seperti Majapahit yang aman tentram .
bagai Explotion Theory ciptaan Stephen Hawkins , Booooom... tercipta dunia seperti sekarang ini, kami tidak menuntut hasil setinggi awan . Siapa sangka Nelson Mandela mampu menghancurkan terali besi yang kuat Apartheid , atau Moh Yasseen dengan hadiah Nobelnya karena mengangkat derajat kaum papa, sebuah kesuksesan yang membutuhkan proses dan nyali.
Bukan cerita di awan lagi walaupun mustahil menuju negeri utopia.
Yang terpenting saya tidak mau lagi lagu favorit temanku kembali terus mengumandang yaitu Land of Confusionnya dari grup musik Genesis . terus bingung melongo tertarik gaya gravitasi kaum kanan dan kaum kiri tak menyatu., ibarat dua bongkahan batu besar antara yang ekslusive dan inklusive.
Sebuah renungan buat PEMILU, yang gaungnya tetap di awan
Pemilu belum membumi Bungggg ¡!!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar: